REGASIFICATION AND LNG HUB TERMINAL

LNG Unloading proses

Proses Unloading LNG di Terminal 

     
Gambar 1.  Fasilitas Jetty Head dan Terminal Loading Arms Arun 

    Proses reload dan unload LNG memiliki beberapa tahapan proses. Untuk menjalankan proses tersebut biasa ada seseorang yang menghandling jalan nya proses, orang tersebut adalah seorang loading master. Seorang master loading harus memahami proses, safety, dan penguasaan bahasa asing yang baik, guna menjalin komunikasi dengan awak kapal atau kapten kapal. Kali ini saya akan berbagi mengenai beberapa tahapan dalam proses pembongkaran LNG.

1. Pilot On Board 

Di sini LNGC yang datang akan di arahkan menuju ke pelabuhan untuk bersandar, pilot biasa yang mengendarai ini adalah pilot dari PT. PELNI.

2. Dalam posisi

Kapal telah berada di dermaga dan siap bersandar.

3. First line

Pertama kali tali kapal di ikat ke masing-masing breasting dolphins.

4. All fast

Posisi di mana semua tali kapal telah ditentukan di breasting dolphines.

5. Rigged gang way

Gang way sebagai jembatan penghubung antara kapal dan darat, dan sebagai tempat saat pilot atau bea cukai dan Syahbandar masuk ke kapal LNGC.

6. Hubungkan kabel ground.

Menghubungkan kabel ground dari sisi darat menuju kapal, kabel ground bekerja menangkal petir jika terjadi hal yang tidak diinginkan, untuk meniadakan potensi yang berbeda dengan mengalirkan arus sisa dari kebocoran tegangan atau arus dari sambaran petir ke bumi.

7. Hubungkan kabel pneumatik.

Kabel pneumatik bekerja sebagai tekanan udara bertekanan antara kapal dan darat yang diperlukan saat terjadi proses ESD.

5. Hubungkan Lengan Pemuatan.

Proses di mana arm di Shore di connect ke kapal. Banyak nya loading Arms yang di connect tergantung kebutuhan dan flowrate yang disepakati. Seblum loading arm di connect maka terlebih dahulu lakukan purging line guna menghilangkan kandungan oksigen dengan menggunakan nitrogen. Tekanan nitrogen untuk purging sendiri berkisar 5-7 kg/cm2. Di gunakan nitrogen karna nitrogen bersifat gas iner.

6. CTMS awal

Proses awal setelah kapal bersandar adalah melakukan pertemuan Custody Transfer Measurement Data (CTMS) antara pihak kapal, pihak pemilik kargo, pihak terminal dan surveyor. tujuannya adalah untuk melakukan perhitungan kargo sebelum dikeluarkan.

7.  Warm ESD

Berikut proses Emergency shut down sebelum cold ESD.
Warm ESD biasa dilakukan sebanyak 1 kali dari kapal dan 1 kali dari darat. Fungsi dari lakukan nya ESD adalah untuk menutup Valve jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Jadi bisa menghindari kerugian yang lebih besar baik pada peralatan , manusia ataupun masyarakat sekitar.

8. Cool Down Arm.

Sebelum memasuki proses cold ESD maka lakukan pendinginan terlebih dahulu terhadap setiap lengan, lama waktunya sekitar 1 jam 15 menit. Cooling down biasa dilakukan dari kapal ke darat atau dari darat ke kapal tergantung dari proses yang dilakukan baik itu unloading atau reloading. Proses cooling down baik nya di lakukan perlahan guna menghindari thermal stress terhadap pipa loading arms. Jika terjadi kebocoran maka pihak pipefitter harus segera mengikat baut dan flange yang bocor.

10. Cool ESD.

Setelah proses cooling down selesai maka lakukan proses Cold ESD, proses ini sama dengan proses warm ESD yang membedakan hanya pada saat arm belum tercooling down, sedangkan cold ESD loading arms telah tercooling down.

11. Start Pompa

Setelah proses cold ESD selesai dan darat telah siap menerima LNG dari kapal maka pompa LNG dari kapal dapat mengirim LNG ke tangki. Dalam proses ini di jaga pressure tangki jangan sampai over pressure dan terjadi plumming, untuk itu fungsinya loading master harus mampu berkomunikasi dengan dua pihak baik dengan Kapal atau dengan CCR di darat. Cara yang di lakukan untuk menghindari plumming atau over press di tangki dapat dilakukan dengan menurunkan tekanan tangki sebelum proses pembongkaran, hal ini guna memberi ruang volume tangki pada saat LNG masuk ke tangki. Cara lain adalah dengan melakukan dumping fuel , maksud nya adalah memaksimalkan kinerja dari fuel untuk pembangkitan agar kinerja pompa lebih optimal hingga dapat menurunkan pressure tank. Atau memaksimalkan kinerja dari kompresor untuk dapat menyerap BOG dan mengrimnya ke sistem bahan bakar dan produk. Cara lain adalah dengan menaikan PIC tangki sedikit agar Valve tidak cepat membuka saat berada di setting point , namun hal ini perlu disesuaikan dengan desain dan performa dari tangki. Hal hal tersebut sangat saling berkaitan. Inti nya semua kondisi ini adalah kondisional sesuai kebutuhan , banyak cara sebenar nya untuk menangani LNG dari kapal, namun semua itu memiliki tujuan yang sama agar tidak ada kerugian dalam proses pemuatan atau pun pembongkaran LNG tersebut . Yang tidak kalah penting adalah, pada saat membongkar atau memuat ulang perlunya di jaga pressure untuk back up tangki yang kosong agar tidak terjadi kevacuman pada tangki yang dapat menyebabkan tangki kempot. Cara lain adalah dengan menaikan PIC tangki sedikit agar Valve tidak cepat membuka saat berada di setting point.

12. Rate down

Proses di mana flow pompa dari kapal di turunkan karna LNG yang dari kapal sudah hampir selesai di transfer ke tangki LNG di darat.

13. Pengosongan selesai.

Proses di mana telah selesai transfer LNG dari kapal ke darat dan semua pompa sudah stop transfer.

14. CTMS Akhir

Proses perhitungan volume kargo LNG setelah selesai proses pengosongan.

15. Disconnect Arms

Proses ini merupakan proses akhir pada proses unloading, setelah pompa di stop maka lakukan disconnect arm. Mula mula lakukan continue pumping ke darat selama 3 menit, ini dilakukan dengan syarat Valve ESD kapal sudah tertutup dan ESD darat masih terbuka. Ini di lakukan ke seluruh loading lengan yang digunakan. Kemudian selanjut nya baru pressure pumping ke darat di mana Valve ESD pada darat telah dalam posisi tertutup. Di sini pressure pumping di jaga nitrogen pada pressure 7 kg/cm2 , setelah tercapai lalu di buang melalui Valve by pass ESD, hal ini dilakukan sebanyak 3 kali. Sampai terdengar suara line sudah kosong. Jika masih ada LNG dibiarkan di line loading arms maka lakukan drain guna menghilangkan sisa LNG yang terjebak. setelah selesai dari darat maka lakukan pembersihan ke kapal.

16. Dokumen kargo di atas kapal.

17. POB & Keberangkatan 
 
Dari semua proses ini, perlunya kemunikasi yang baik, baik itu terhadap pihak kapal atau pun dari pihak terminal LNG. Di sini loading master bermain sebagai pemeran utama untuk membuat sukses nya proses bongkar muat LNG. Yang perlu kita tahu ada lah , banyak faktor yang perlu kita jaga dalam setiap jalan nya proses ini. Di dalam beberapa kasus pada saat suhu lingkungan panas terik berkisar antara 33°C sampai 35°C sangat berpengaruh terhadap kondisi tangki, hal ini membuat tekanan lebih cepat meningkat dan terbentuk nya BOG. Salah satu metode lain untuk menjaga kapal tetap aman perlu nya lakukan venting namun hal ini tidak di anjurkan , hanya lakukan jika tekanan tangki sudah di batas nilai MARVS (Maximum Allowable Relief Valve Setting) adalah batas maksimum ketika tekanan didalam tangki melebihi batas yang ditetapkan, dengan tujuan untuk melindungi kapal dan tangkis agar tidak meledak atau rusak. Ventilasi yang baik di hindari karna dapat merusak lapisan ozon.
Perubahan laju aliran yang terlalu cepat juga dapat menyebabkan terjadinya gejolak di dalam tangki, hal ini membuat uap sulit untuk di tangani. Maka perlunya pengaturan laju aliran secara perlahan.
Itulah sedikit ilmu yang dpat penulis bagikan dari beberapa pengalman , mungkin masih ada kurang, semoga kedepan bisa di perbaiki. Karna di sini penulis pun masih dalam tahap belajar. Semoga sobat teknik semakin banyak ini ilmu LNG nya, kedepan saya akan membahas metode Recovery Boil of Gas, judul ini cukup menarik .
Stay tune terus ya teman teman

Belum ada Komentar untuk "LNG Unloading proses "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel