REGASIFICATION AND LNG HUB TERMINAL

Pabrik LNG di Indonesia dan sumber nya.

Pabrik LNG di Indonesia dan asal sumber LNG tersebut di dapat


.   
   Gambar 1. Peta Produsen LNG di Indonesia 

    LNG merupakan energi bersih yang saat ini menjadi primadona bagi semua negara. Di Indonesia, LNG merupakan energi yang melimpah, ini di buktikan dengan beberapa pabrik LNG yang sampai saat ini masih beroprasi. Di bagian barat Indonesia terlebih dahulu memiliki PT. Arun NGL, namun setelah cadangan lapangan Arun menipis produksi di stop, pada tahun 2015 pemerintah mengubah pabrik LNG Arun menjadi terminal Regasifikasi. Sedangkan di daerah Indonesia tengah sendiri Indonesia memiliki kilang LNG Badak dan Donggi Senoro, kilang LNG Badak sendiri di miliki sahamnya oleh Pertamina 70%, Vico 20% dan Total E&P 10%, sedangkan Donggi di miliki oleh Kogas 60%, Pertamina 30% dan Medco E&P 10%. 

Kilang LNG Badak terletak di Kalimantan sedangkan Donggi terletak di Sulawesi, untuk daerah Indonesia timur Indonesia memiliki Kilang LNG tangguh milik BP. Kedepan pemerintah sedang mengembangkan blog abadi Masela serta membangun kilang LNG juga di Maluku, semoga cepat terealisasi agar dapat menaikan devisa dan menurunkan angka kemiskinan.
Dari tiga kilang LNG tersebut badak merupakan pabrik tua yang hampir seumuran dengan kilang Arun, sedangkan Donggi dan tangguh masih sangat baru kali.
Di sini kita akan membahas dari mana sumber gas untuk masing-masing kilang kilang tersebut dapat beroperasi membuat LNG.

1. Bagian Barat Region 1 Aceh-Sumut

Gas bumi dari Aceh dan Sumatra Bagian Utara telah lama diproduksi. Lapangan Arun di Aceh telah berproduksi sejak tahun 1970-an untuk memenuhi kebutuhan pabrik Pupuk Iskandar Muda, pembangkit listrik, serta ekspor LNG ke Jepang dan Korea. KKS lain yang beroperasi di Aceh saat ini adalah Medco E&P Malaka, Triangle Pase Inc. dan ENI Krueng Mane Ltd, sedangkan di Sumatera Bagian Utara KKKS yang beroperasi adalah Pertamina EP Asset 1 dan EMP Gebang. Per Januari 2017, cadangan gas bumi Region I sebesar 6,60 TSCF yang berupa cadangan terbukti (proven reserves) sebesar 1,33 TSCF dan cadangan potensial (probable & possible reserves) sebesar 5,27 TSCF. PT Medco E&P Malaka mendominasi kepemilikan cadangan sebesar 3,68 TSCF disusul PHE NSO-NSB sebesar 1,11 TSCF, Pertamina EP Asset 1 sebesar 0.83 TSCF dan sisa sebesar 0, 

2. Sumbangsel, Riau dan Jawa bagian barat (Wilayah 2)

Per Januari 2017, cadangan gas bumi Region II sebesar 74,83 TSCF. Wilayah Natuna mendominasi kepemilikan sebesar 49,60 TSCF, dengan Exxon Mobil Oil (EMOI- Pertamina) sebesar 46,00 TSCF disusul Medco E&P Natuna 1,76 TSCF dan Permier Oil sebesar 1,66 TSCF, lainnya dari Star Energy sebesar 0,18 TSCF. Untuk Wilayah Sumatera Dikuasai kepemilikan cadangan ConocoPhillips (Grissik) sebesar 5,42 TSCF dan ConocoPhillips (Jambi) 3,90 TSCF kemudian Pertamina EP Asset II sebesar 2,8 TSCF, sedangkan untuk Jawa Barat didominasi oleh Pertamina EP Asset III sebesar 3,6 TSCF dan PHE ONWJ sebesar 1,89 TSCF. Sisanya sebesar 7,62 TSCF tersebar di beberapa lapangan. 

3. Wilayah Kalimantan Pasokan Gas Bumi (Wilayah V)

Pasokan gas bumi Region V berasal dari produksi gas bumi KKKS Pertamina Hulu Mahakam (PHM), yang sebelumnya dikelola oleh Total E&P Indonesie, Chevron Indonesia Company, Vico Indonesia, ENI Muara Bakau BV, Mubadala Petroleum, Medco E&P Indonesia, Perusda Benuo Taka, JOB PHE-Medco Simenggaris, Ophir Energy serta Pertamina EP Asset 5. Per Januari 2017, cadangan gas bumi Region V sebesar 15,35 TSCF yang berupa cadangan terbukti (proven reserves) sebesar 7,48 TSCF dan cadangan potensial (probable & possible reserves ) sebesar 7,87 TSCF. Didominasi oleh kepemilikan cadangan PHM sebesar 3,53 TSCF, IDD Ganal Rapak sebesar 3,96 TSCF, Muara Bakau 2,47 TSCF, Pertamina EP sebesar 2,44 TSCF dan Sanga-Sanga sebesar 1,58 TSCF. Sisanya sebesar 1,37 TSCF tersebar di beberapa lapangan seperti Attaka, Bangkanai, Simenggaris,

4. Wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua (Wilayah VI)

Pasokan gas bumi (supply) ke Region VI pada 2018 diperkirakan mencapai 1.613,49 MMSCFD dengan rincian Existing Supply sebesar 1.545,59 MMSCFD dan Project Supply sebesar 67,90 MMSCFD. 
Produksi BP Berau dari Project Supply diperkirakan akan masuk pada 2020 sebesar 154,61 MMSCFD kemudian meningkat sampai dengan 1.169,18 MMSCFD pada 2027. Pasokan gas Inpex Corporation dari Lapangan Abadi Masela direncanakan akan masuk pada 2027 dengan perkiraan volume 433,22 MMSCFD, dari Genting akan masuk di tahun 2021 dengan perkiraan produksi sebesar 42.85 MMSCFD kemudian ramp-up sampai dengan 170 MMSCFD.


Belum ada Komentar untuk "Pabrik LNG di Indonesia dan sumber nya."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel